Cukup Muhammad Rovi Yang Terakhir, Ini Beberapa Catatan Penting
Suporter
Persib Bandung, Bobotoh kembali berduka
atas meningggalnya seorang Bobotoh berusia 17 tahun, bernama Muhammad Rovi
atau yang akrab disapa Omen. Ia adalah warga Kampung Babakan RT 04/02,
Kelurahan Telaga Asih, Kecamatan Cikarang Barat. Muhammad Rovi tewas saat
hendak menyaksikan pertandingan sepakbola antara Persib Bandung berhadapan
dengan Persegres Gresik United, Sabtu 22 Oktober 2016 di Stadion Wibawamukti.
Kronologi Peristiwa Meninggalnya Muhammad Rovi
Kapolres
Metro Bekasi Kombes M Awal Chaeruddin menjelaskan peristiwa yang dialami korban
terjadi pada Sabtu 22 Oktober 2016, sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, korban
hendak menyaksikan pertandingan sepakbola antara Persib Bandung berhadapan
dengan Persegres Gresik United di stadion Wibawamukti.
"Saat
itu korban bersama rekan-rekannya yang berjumlah sekitar 20 orang berangkat
dari titik kumpul Kp Blok Jenggot, Rawa Palangan Cikarang Barat," kata
Awal.
Saat
melintas di Jalan Raya Inspeksi Kalimalang, Kampung Tegalgede, Desa Pasirsari,
Kecamatan Cikarang Selatan, korban bersama teman-temannya dihadang dan diserang
sekelompok orang tidak dikenal berjumlah sekitar 30 orang. Korban yang berada
di rombongan konvoi paling depan dan berboncengan satu motor bertiga dengan
temannya itu, lalu dilempar helm dan dikejar oleh salah satu kelompok orang
tidak dikenal. Hingga akhirnya membuat motor korban oleng dan kepalanya
terbentur aspal.
"Almarhum jatuh dan terjepit kakinya di motor dan terseret sekitar 7 meter. Sehingga menyebabkan yang bersangkutan terluka dan dibawa ke RS. Jam 21.00 WIB meninggal," ujar Awi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Senin 24 Oktober 2016.
Sebelumnya, Kasubag
Humas Polres Metro Bekasi, AKP Endang Longla, mengatakan berdasarkan hasil
keterangan saksi di lokasi, pada saat korban terjatuh dari motor, kaki korban
dipegangi oleh rekannya guna menghindari serangan.
Namun sayang, bukan
menyelamatkan korban, pegangan rekannya malah membuat korban terseret dan
kepalanya terbentur jalan.
The Jakmania Jadi Aktor Tertuduh
Konflik
antara pendukung Persib dengan Persija Jakarta sepertinya tidak pernah
berhenti, kematian Muhammad Rovi ini mengundang banyak pertanyaan sekaligus
dugaan pelaku penyerangan tertuju pada kelompok suporter Persija (The
Jakmania).
Seperti
yang ditulis Viking Cikarang Barat melalui akun media sosialnya yang mengatakan,
Rovi diserang di Pintu 10 Jababeka oleh sekelompok orang yang mengenakan
atribut The Jakmania. Sementara itu Wakil Ketua Koordinator Viking Cikarang
Barat Anggi Priatna saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com
membenarkan tewasnya seorang bobotoh akibat diserang sejumlah orang. Namun,
Anggi mengatakan bahwa Rovi tidak terdaftar sebagai anggota Viking Cikarang
Barat.
Salah
satu akun Twitter, bernama @BengBeng menyebut salah satu akun Twitter milik @BKSOrangeSchool.
“Kebalas sudah semuanya ya kang. Kita main bersih aja,ngejoprak-ngejoprak dah
lu situ,” demikian status Twitter milik@BKSOrangeSchool.
Tewasnya Bobotoh tersebut ramai diperbincangkan di media sosial Twitter, bahkan hastag #BobotohBerduka menjadi trending topic .
Dalam waktu 1x24 jam Polisi sudah bisa menentukan tersangka, yakni delapan orang remaja yang diamankan, yakni MI (17), R (17 Th), DA (16), MZ (16), GBK (16), MTP (18), AR (18), dan MF (17).
Regulasi Suporter Perlu Diterapkan
Sabagaimana
yang kita ketahui, regulasi bertujuan untuk mengendalikan situasi agar tetap
kondusif. Saat ini di Indonesia, belum ada regulasi tegas yang berlaku terhadap
Suporter Klub Sepakbola. Hukuman/ sanksi kepada suporter justru salah sasaran,
seringkali ketika supporter yang berulah namun klub yang harus menanggung
sanksi, padahal keduanya harus mendapatkan sanksi yang sama. Dan ketika
satu-dua orang berulah satu kelompok suporter justru menanggung hukuman yang
sama.
BACA JUGA :
|
Selain DataBIRU, Kelompok watchdog sepak bola
Indonesia, Save Our Soccer, mendesak
dibuatnya regulasi bagi suporter. Menurut SOS, regulasi yang dibuat nantinya
dapat merujuk pada Football Spectator Act (FSA) yang diberlakukan di Liga
Inggris sejak 1989.
Menurut Koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali, FSA
mewajibkan semua suporter di Inggris memiliki kartu keanggotaan dari klub yang
mereka dukung. Kartu keanggotaan ini bertujuan mengidentifikasi suporter yang
bikin rusuh.
“Mereka akan dicabut
kartu anggotanya serta tak boleh menonton pertandingan seumur hidup di stadion
bila dinyatakan bersalah,” ujarnya.
Akmal juga mendesak
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), operator liga, dan klub memberi
pembinaan kepada suporter.
Mereka diharapkan
membuat suporter itu mengerti soal aturan-aturan sepak bola serta sanksi yang
akan diberikan bila terbukti melakukan vandalisme, baik di dalam maupun di luar
stadion.
Kemungkinan Pulang Ke Bandung
Persib
Bandung berencana untuk balik lagi ke Stadion Si Jalak Harupat setelah
pemberitaan Bobotoh yang meninggal dunia di Cikarang. Hal ini dilihat oleh
Persib sebuah gangguan keamanan yang mengkhwatirkan. Maka itu, mereka berencana
untuk kembali bermarkas di SJH.
“Saya berpikir lagi apakah nanti akan melanjutkan memakai stadion ini atau kembali ke Jalak Harupat. Awalnya memang sangat aman dan bebas dari berbagai gangguan. Namun, ada kejadian hingga menewaskan seorang bobotoh," kata Manajer Persib, Umuh Muchtar, dikutip bobotoh.id.
Insiden meninggalnya Bobotoh bernama Muhammad Rovi itu, kata dia, sangat memalukan. Sebab, ini tak sesuai dengan semangat sportivitas.
Untuk menghindari hal serupa Persib mengaku akan menghubungi PT Gelora Trisula Semesta (GTS) soal pemindahan kandang.
”Kemungkinan Persib akan main lagi di Jalak untuk partai kandang berikutnya,” ujar Manajer Umuh Muchtar.
Namun
sayangnya masih belum ada kepastian semua masih kemungkinan, pasalnya Persib
juga pernah menyatakan hal yang sama menjelang pertandingan kandang melawan
Bhayangkara FC, namun dipertandingan kandang berikutnya melawan Persegres
Gresik United, Persib masih saja belum pulang ke ibokota Jawa Barat, Bandung.
Bagikan
Kepada Bobotoh Sekarang!!!
|
Tidak ada komentar