Tersingkir Dramatis di Piala Presiden, Momen Tepat Membangun PERSIB
PERSIB Bandung harus tersingkir dari Piala
Presiden 2018 setelah hanya mampu berada di peringkat tiga klasemen Grup A. PERSIB
mengemas 3 poin dari 1 kali menang dan 2 kali kalah. Dramatis mungkin kata yang
tepat menggambarkan nasib PERSIB Bandung di ajang Piala Presiden musim ini.
Sempat memunculkan asa setelah mengalahkan
tim sama kuat, Sriwijaya FC, PERSIB justru kalah dilaga kedua melawan tim
promosi yang sama sekali tidak diunggulkan, PSMS Medan. PERSIB sebetulnya
bermain sangat baik sebelum terciptanya gol pertama PSMS. Penjaga gawang Abdul
Rohim menjadi lawan terkuat PERSIB dilaga itu, dari 8 tembakan on target tak
satu pun menjadi gol.
Dilaga terakhir saat PERSIB membutuhkan
kemenangan, harapan itu ada ketika PSM Makassar yang sudah pasti tersingkir
menurunkan pemain pelapisnya di dua laga sebelumnya. Namun justru ketika
melawan PERSIB hal tersebut tidak terjadi. Serupa dengan PSMS, PSM yang mampu
mencuri gol tak terduga membuat PERSIB tampil sangat tertekan.
Sayangnya kegagalan PERSIB ini disikapi tidak
baik oleh sebagian Bobotoh. Misalnya aksi pelemparan botol yang bukan hanya
merugikan PERSIB, tapi juga Bobotoh itu sendiri yang langsung menuai kritik
pedas pecinta Sepakbola tanah air. Situasi kontras ketika PERSIB berhasil
memenangi laga melawan Sriwijaya FC, ribuan Bobotoh tetap bernyanyi dan tak
beranjak dari kursinya.
Menanggapi kegagalan timnya, Mario Gomez mencoba
menjaga asa dengan komentar optimis. Seperti yang sudah ditekankan sebelumnya
bahwa Piala Presiden bukanlah target utama PERSIB. Gomez pun mengajak skuadnya
untuk fokus mengembangkan tim demi meraih target juara di Liga 1 musim ini.
“Tak mengapa kita kalah. Sekarang kita fokus
saja. Kita perlu terus bekerja dan berkembang. Kita punya waktu satu bulan untuk
ke liga,” kata Mario Gomez seusai laga melawan PSM, dikutip dari laman resmi klub.
Solusi pun langsung diungkapkan mantan
pelatih klub Malaysia itu, Ia berencana mendatangkan beberapa pemain baru
termasuk posisi striker. Sementara Supardi Nasir juga memberikan semangat yang
serupa, bek sayap ini meyakinkan ke depan PERSIB akan meraih prestasi.
BACA JUGA :
|
“Kita sangat paham (kekecewaan bobotoh).
Tetapi apa pun kondisinya, tim ini butuh dukungan dan doa Bobotoh,” kata
Supardi dilansir dari lama resmi klub pada Sabtu (27/01).
Manajemen, tim pelatih, dan para pemain wajib
tampil konsisten demi gelar yang selalu diharapkan. Sementara Bobotoh sebagai
ujung tombak nama besar PERSIB sudah seharusnya selalu setia dan bersama PERSIB
apapun cerita akhirnya, dramatis atau pun tragis.
Betapapun harus diakui PERSIB memang banyak
kekurangan, kegagalan di Piala Presiden 2018 sudah seharusnya menjadi momen
tepat membangun PERSIB. PERSIB merupakan tim dengan nama besar, maka semua
pihak wajib menjaga nama besarnya.
Tidak ada komentar