Menjadi Pelatih PERSIB Memang Harus Kuat Tekanan
Disebut
oleh Djadjang Nurdjaman bahwa menjadi pelatih
PERSIB harus kuat dengan tekanan. Hal bisa menunjukan bahwa pelatih PERSIB
paling sukses itu sudah menyerah dengan tekanan.
Musim
ini menjadi mimpi buruk bagi PERSIB yang harus tersisih dari papan atas Liga 1
2017, setidaknya hingga pekan ke-15. Maung Bandung bahkan baru sekali menang di
laga tandang, dan ditahan empat kali dikandang sendiri.
Permainan
PERSIB yang dinilai banyak orang minim kreatifitas serangan menuai kritik tajam
Bobotoh, rangkaian hasil negatif seringkali memunculkan isu pengunduran
Djadjang Nurdjaman.
Hal
ini akhirnya menjadi kenyataan seusai kekalahan dari Mitra Kukar (15/7/2017),
keinginan Djanur untuk hengkang pun diamini PERSIB secara resmi keesokan
harinya.
Tekanan
yang terbaru adalah perusakan bus PERSIB oleh oknum Bobotoh yang nampak kesal
dengan penampilan tim kesayangannya usai ditundukan Mitra Kukar, walau
sebenarnya tekanan seperti ini melebihi batas kewajaran.
BACA JUGA :
|
Sebelumnya Djanur juga mendapat tekanan mundur
setelah PERSIB ditahan imbang Persela di Stadion Gelora Bandung Lautan Api
(12/7/2017), tagar #DjanurOut pun menjadi trending topic di media sosial.
Selain tagar tersebut Bobotoh menyerukan Djanur untuk kembali umroh menjadi
tekanan lainnya yang menarik, hal tersebut rupanya ditanggapi cukup keras oleh
Djanur.
"Jangan
pernah ada cacian atau hinaan kepada saya apalagi dihubungkan dengan religi.
Soal kemarin saya denger diplesetkan umrah mau cari kencleng. Jangan begitulah,
jangan mengusik pribadi dan religi. Itu tidak baik. Kalaupun saya harus umrah
lagi, saya tidak akan mengemis koq. Apalagi sampai orang bilang geuleuh liat
wajah saya, saya pikir itu sudah keterlaluan. Saya yakin itu sebagian kecil
Bobotoh," jelasnya.
Bagikan Kepada Bobotoh Sekarang!!!
|
Tidak ada komentar